Reinforced Concrete atau bisa disebut dengan beton bertulang merupakan sebuah struktur komposit yang biasanya digunakan pada suatu proyek konstruksi bangunan. Keunggulan paling umum yang terdapat pada reinforced concrete terletak pada perpaduan dua bahannya, yakni beton dan baja. Sebagaimana diketahui bahwa beton unggul dalam menahan tekanan, sementara baja mampu menahan tekanan tarik dan geser. Perpaduan kedua material tersebut memungkinkan pihak kontraktor mendapatkan struktur bangunan yang lebih kokoh dan aman untuk dihuni secara keseluruhan.

Sebab keunggulan yang dimiliki itulah, penggunaan reinforced concrete semakin banyak digunakan sebagai material penyusun struktur utama bangunan. Beton bertulang lebih dipilih daripada material-material lain, yaitu kayu, bambu bahkan beton konvensional sekalipun. Penggunaan reinforced concrete banyak dijumpai pada pondasi, plat beton, balok ikat, dinding geser dan kolom.

Meski begitu, reinforced concrete masalah yang dapat mengurangi nilai keunggulannya. Beberapa masalah yang paling sering terjadi adalah keretakan. Terdapat dua jenis keretakan pada reinforced concrete, diantaranya saat pembuatan concrete dan setelah pembuatan concrete.

Penyebab Rusaknya Reinforced Concrete Saat Pembuatan

Karakteristik Concrete

Hal ini bisa Anda tinjau dari segi proses awal pembuatan reinforced concrete. Pada proses pengerasannya, volume beton akan berkurang dari yang sebelumnya. Ini dikarenakan air yang berada di dalam adukan beton telah mengalami penguapan. Apabila beton dibiarkan menyusut tanpa proses pembebanan, maka beton akan bebas dari keretakan. Hal tersebut akan berbeda bila di lapangan kolom bangunan bersambung satu sama lain, sehingga reinforced beton harus menahan sejumlah beban yang ada pada  bangunan

Suhu

Suhu pada saat proses pengerasan dapat mempengaruhi terjadinya keretakan beton. Khususnya ketika suhu campuran pada beton terlalu tinggi, keretakan pada permukaannya akan timbul ketika beton sudah mengeras.

Korosi pada Tulangan 

Tulangan sejatinya berfungsi sebagai pencegah rusaknya atau keretakan yang terjadi pada beton.  Namun, jika tulangan yang dipasang pada saat pembuatan reinforced concrete telah mengalami proses korosi. Maka hampir dipastikan beton akan retak saat mengeras akibat sifat korosif dari tulangan tersebut.

Proses Pembuatan yang Tidak Sempurna

Kasus keretakan beton seringkali terjadi saat proses pembuatannya menyimpang dari prosedur yang ditentukan. Misal, ketika dalam proses pengerasan yang mana mengeluarkan banyak air dari campuran, maka diperlukan perawatan khusus agar air yang keluar tersebut tidak berlebihan. Jika terus menerus dibiarkan, pastinya akan timbul banyak retakan.

Pemilihan Material

Memilih material pada reinforced concrete yang sembarang, tentu akan berakibat pada rusaknya struktur concrete tersebut. Sebagai contoh, seringkali ditemukan penggunaan agregat halus atau pasir yang masih bercampur dengan lumpur (kurang bersih). Kondisi tersebut mengakibatkan PC dan agregat mudah terlepas dan menyebabkan retakan pada beton.

Proses Pembentukan Tulang pada Beton

Ketebalan tulangan yang terlalu besar pada permukaan beton juga menjadi salah satu penyebab retaknya reinforced concrete. Apabila selimut beton terlalu tebal, maka keretakan akan terjadi di permukaan strukturnya hingga menuju bagian tulangan atau baja yang berada di dalamnya. Pastikan tulangan dirancang agak keluar, begitu juga dengan kulit atau selimut tulangan pun harus dirancang setipis mungkin yaitu sekitar 1,5 hingga 2 centimeter.

 

Penyebab Rusaknya Reinforced Concrete Sesudah Pembuatan

Faktor Lingkungan

Beton bertulang atau reinforced concrete merupakan material yang mengalami kontak langsung dengan cuaca luar. Hal inilah yang menjadi cukup berpengaruh terhadap keretakan beton. Tak heran jika konstruksi bangunan yang berusia tua seringkali ditemui banyak keretakan.

Air hujan merupakan salah satu faktor lingkungan yang paling memberikan dampak bagi kekuatan beton. Pada bangunan yang berusia lama, air dari hujan akan meresap masuk ke dalam pori-pori beton yang hingga akhirnya menuju pada bagian tulangan. Jika terus menerus dibiarkan, maka reinforced concrete atau beton tulangan akan berkarat dan mengakibatkan keretakan.

Faktor Beban

Apabila struktur reinforced concrete telah selesai dibuat, selanjutnya concrete tersebut akan diuji kekuatannya melalui beban-beban yang diterima. Beban yang berfungsi pada struktur beton bertulang umumnya terbagi dari beban dalam dan beban luar (faktor cuaca, manusia dan bencana alam)

Jika struktur beton bertulang tersebut menahan beban sesuai kapasitasnya, maka ia akan baik-baik saja. Berbeda halnya jika reinforced concrete mendapat beban diluar kemampuannya.  Kasus tersebut biasanya terjadi apabila kapasitasnya melebihi dari apa yang sudah dirancang sebelumnya, sehingga menjadi sumber penyebab terjadinya kerusakan pada reinforced concrete.