Blog

Manfaat / Fungsi Saluran Beton U Ditch Pracetak

Manfaat / Fungsi Saluran Beton U Ditch Pracetak

Banyak kita lihat beberapa daerah atau perumahan masih banyak yang menggunakan turap batu kali sebagai saluran drainase air mereka. Padahal turap batu kali memiliki banyak sekali kelemahan bila dibandingkan dengan saluran drainase u ditch. Selain proses pekerjaan yang membutuhkan waktu lama, kemampuan yang dimiliki turap batu kali dalam mengalirkan air cukup lamban sehingga berdampak banjir dan genangan air pada permukaan tanah.

Permasalahan seperti banjir dan genangan air pada permukaan tanah yang tak kunjung selesai ini seharusnya dilakukan pembaharuan pada elevasi saluran. Saluran u ditch adalah drainase terbaik yang sebaiknya diaplikasikan pada area tersebut karea kemampuannya dalam meresap dan mengalirkan air sudah tidak diragukan. Banyak kelebihan yang dimiliki oleh u ditch, salah satunya adalah proses pemasangannya yang cepat dan material kokoh.

Mengerjakan saluran air tidak lagi membutuhkan waktu lama, karena saluran u ditch siap pasang, sehingga pekerjaan saluran tidak akan mengakibatkan kemacetan. Karena kualitas yang dimiliki u ditch adalah mutu beton K 350, jangka waktu umur penggunaannya bisa berpuluhan tahun. Maka dari itu anda harus tentukan dahulu volume aliran air yang akan melewati u ditch tersebut agar dapat bekerja optimal.

Manfaat  U Ditch

Megacon Bangun Perkasa adalah perusahaan beton precast yang siap memenuhi kebutuhan produk u ditch anda baik yang berada di Jabodetabek dan sekitarnya. Kualitas mutu beton u ditch kami telah berseritifkasi ISO sehingga terjamin kekuatannya.

Harga u ditch yang kami tawarkan relatif murah dibandingkan dengan kualitas yang ia miliki. Karena proses pemasangannya mudah, anda tidak akan menghabiskan banyak budget karena tidak membutuhkan tenaga kerja maupun alat berat yang banyak.

Kegunaan dan fungsi utama u ditch secara umum adalah sebagai saluran air maupun irigasi. Ia dapat diaplikasikan pada pinggiran jalan, perumahan, maupun daerah yang sering rawan banjir. Karena dimensi bentuk yang dia miliki berbentuk huruf U, anda bisa menggunakannya sebagai saluran terbuka maupun tertutup dengan mengaplikasikan cover u ditch yang dijual terpisah.

Pengaplikasian yang seperti itu dapat memudahkan anda ketika mengecek arus aliran air, membersihkan saluran, atau memperbaiki bagian yang rusak. U Ditch membuat saluran air dipinggiran jalan terlihat rapi dan bebas dari sampah-sampah.

RAB Pemasangan U Ditch

Rancangan anggaran biaya yang dibutuhkan dalam pemasangan u ditch dapat anda hitung sendiri setelah mengetahui luas saluran yang hendak di pasang. RAB dalam pemasangan u ditch meliputi upah pkerja, bahan yang dibutuhkan, alat kontruksi, dan produk u ditch beserta covernya.

Langkah awal dalam perancangan RAB u ditch adalah menguraikan tiap item pekerjaan.

  1. Pekerjaan tanah
  2. Pekerjaan pasir urug
  3. Pekerjaan pemasangan u ditch

Jika anda memilih produk u ditch dengan ukuran 120 cm maka anda membutuhkan 0,83 produk u ditch untuk memenuhi saluran sepanjang 1 meter. Karena perhitungannya adalah 1 meter : 120 cm = 0.83.

Untuk galian tanah, sebaiknya anda menambahkan 15 cm dari dasar u ditch untuk menutupi material ini dengan pasir urug. Sementara lebar galian, anda harus mengurug sekitar 2 x dari lebar u ditch yang hendak dipasang, jadi proses pemasangan dapat dilakukan dengan mudah dan rapi.

Analisan Harga Pemasangan Saluran U Ditch

[Modula id=’4′]

  • Galian tanah 1,139 m3, perhitungan volume 1,34 * 0,85
  • Pasir urug dengan tinggi 10 cm, perhitungan volume 0,074 m3 = 0,74 * 0,1
  • Lantai kerja dengan tinggi 5 cm, perhitungan volume 0,037 m3 = 0,74 * 0,05
  • Urugan tanah kembali, perhitungan volume 0,510 m3 = 0,3 * 0,85 * 2
  • Buang tanah sisa galian, perhitungan volume 0,518 m3 = 1,139 – 0,074 – 0,037 – 0,51

Untuk mengetahui berapa budget RAB dalam pemasangan u ditch, anda dapat menghubungi kontak yang telah disediakan. Kami akan membantu anda dalam perhitungan kebutuhan u ditch serta total harga u ditch dalam pemasangannya.

Apa Itu U Ditch? Pengertian & Spsesifikasi Lengkap

Apa Itu U Ditch? Pengertian & Spsesifikasi Lengkap

U ditch adalah produk saluran air yang terbuat dari beton bertulang yang dicetak menyerupai bentuk huruf U. Proses produksi dari material ini dirancang melalui proses pembesian khusus untuk kebutuhan konstruksi pratekan. Pengaplikasian produk u ditch banyak digunakan sebagai saluran irigasi maupun drainase.

Saluran beton u ditch dibuat dengan ukuran yang bervariasi tergantung kebutuhan lapangan dan elevasi saluran yang diinginkan. Karena memiliki bentuk seperti huruf U, produk saluran air u ditch dapat diberi tutup pada bagian atas. Seperti yang kita tahu perbedaan mendasar dari u ditch dibandingkan dengan produk buis beton lain karena bentuknya. Buis beton memiliki bentuk lingkaran yang tertutup secara penuh,  sedangkan u ditch 1/2 kotaknya adalah lubang

Tutup u ditch sering disebut sebagai cover u ditch, di mana ia tersedia dua tipe yaitu heavy duty dan light duty. Anda bisa memilih tutup cover ini sesuai kebutuhan karena keduanya dibedakan berdasar ketebalannya.

Sambungan yang digunakan untuk merekatkan penampang u ditch satu dengan memanfaatkan mortar. Tipe sambungannya adalah plat embeded dan but joint (plat joint). Memanfaatkan material ini mencegah terjadinya kebocoran ketika saluran u ditch telah dialiri air.

Spesifikasi & Ukuran U Ditch

[Modula id=’4′]

Jika kali ini anda sedang membutuhkan u ditch, kami menawarkan produk tersebut dengan kualitas mutu beton K 350 dapat anda pesan langsung sesuai keinginan.

Untuk mengetahui kebutuhan u ditch pada saluran yang anda butuhkan, anda dapat mengukur diameter u ditch bagian dalam rumus: “D x t x p” / “Lebar dalam x tinggi x panjang )

Misalnya saja, saya menentukan ukuran u ditch dengan dimensi 50 x 50 x 150 cm. Maka rincian ukuran lebar diamter dalam u ditch 50 cm, tingggi bagian dalam u ditch 50 cm, dan panjang u ditch 50 cm.

Ukuran dan spesifikasi u ditch yang kami sediakan adalah berikut ini:

 

Tipe U ditch & Tutup / Cover U ditch

Dilihat dari pengaplikasiannya, u ditch diproduksi dengan beberapa tipe beton precast yang diantaranya adalah:

Light Duty

Tipe saluran ini biasa diaplikasikan untuk area yang digunakan sebagai jalan atau pijakan para pejalan kaki.

Heavy duty

Saluran air beton tipe heavy duty biasa diaplikasikan untuk area yang dilalui kendaraan atau beban berat lainnya.

Anda dapat memilih produk u ditch sesuai dengan spesifikasi kebutuhan anda.

Fungsi U Ditch

Badan standarisasi Nasional Indonesia menetapkan manfaat saluran u ditch sebagai media Penyaluran air drainase. Dengan bentuk yang ia miliki, u ditch merupakan saluran air terbuka yang dapat diaplikasikan dengan pada beragam elevasi saluran yang dibutuhkan.

Kualifikasi yang harus dipenuhi u ditch berdasarkan standar nasional Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Saluran u ditch harus dapat mengalirkan dan meresap air hujan kedalam tanah dengan volume yang cukup besar, agar tidak menimbulkan genangan air di atas permukaan.
  • Proses produksi u ditch harus memenuhi standar SNI dan tidak memiliki cacat pada bagian permukaan sehingga dapat bekerja secara optimal.
  • Proses pemasangan u ditch sebaiknya dilakukan pada permukaan tanah yang stabil.

 

Analisa Harga Satuan Pekerjaan U Ditch

Mengapa banyak orang menggunakan saluran u ditch dibandingkan buis beton lainnya? Berikut adalah keunggulan yang ia miliki dibandingkan buis beton lainnya.

  • Proses pemasangan yang mudah dan cepat.
  • Material saluran u ditch lebih kuat dan tidak mudah patah.
  • Mutu dan kualitas yang ia miliki lebih baik jika dibandingkan saluran beton yang di cor pada lokasi.

Bagaimana cara mengetahui analisa harga satuan pekerjaan dari u ditch? Jika anda hendak menghitungnya maka hal utama yang harus diperhatikan adalah item tiap pekerjaan saluran u ditch, diantaranya:

  1. Proses pengerjaan galian tanah, urugan, pemadatan galian, dan pembuangan tanah sisa galian
  2. Pengerjaan pasir urug dan lantai kerja t = 5 cm
  3. Proses pemasangan u ditch beton precast.

Biasanya produk saluran u ditch dibuat dengan panjang 120 cm untuk tiap unit, jadi jika anda hendak membuat saluran air sepanjang 1 m, dibutuhkan saluran u ditch: 1 / 1,2 = 0,83 unit.

Contohnya kita hendak mengaplikasikan u ditch dengan ukuran 60 x 60 cm, maka analisa harga satuan tiap pekerjaannya dapat diuraikan sebagai berikut:

Item Pekerjaan Volume Satuan Perhitungan Volume
Galian tanah 1,139 m3 =1,34*0,85
Pasir urug t=10 cm 0,074 m3 =0,74*0,1
Lantai kerja t=5 cm 0,037 m3 =0,74*0,05
Urugan tanah kembali 0,510 m3 =0,3*0,85*2
Buang tanah sisa galian 0,518 m3 =1,139-0,074-0,037-0,51
U Ditch 60x60x120 cm 0,833 Unit =1/1,2
Tutup U Ditch l=60 cm 1,667 Unit =1/0,6
Upah pemasangan U Ditch 1,000 m’ =1

 

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan mengenai apa itu u ditch saluran beton. Jika anda sedang membutuhkan produk ini, silahkan hubungi kami segera.

Penggunaan Prestressed Concrete pada Sistem Konstruksi

Penggunaan Prestressed Concrete pada Sistem Konstruksi

Sebagai satu dari sekian material konstruksi yang paling banyak diaplikasikan dari tahun ke tahun, beton telah menjalani penyesuaian dan perkembangan menurut kondisi dan kebutuhan suatu bangunan. Inilah yang menjadi latar belakang proses pembuatan prestressed concrete hingga saat ini. Meski keberadaannya masih baru di pasaran (dibandingkan concrete biasa), namun penggunaan dan manfaat yang disuguhkan kian dipilih dan direkomendasikan pada setiap proyek konstruksi. Seperti apakah manfaat dan pengaplikasiannya? Simak terlebih dahulu ulasan pengertian prestressed concrete berikut ini.

 

Pengertian Prestressed Concrete

Dalam bahasa Indonesia, prestressed concrete disebut dengan istilah beton prategang. Usut punya usut, karena di dalam beton ini terdapat tegangan-tegangan yang berfungsi untuk  mengurangi daya tarik, sehingga resiko retak dapat diminimalisir.

 

Keberadaan prestressed concrete ini bermula pada sebuah asumsi bahwa concrete hanya mampu menahan kuat beban berat saja, akan tetapi tidak mampu menahan daya tarikan di sekelilingnya.

Untuk meminimalisir atau menghalau daya tarik tersebut, maka dibuatlah tegangan pada tulang beton yang materialnya berasal dari bahan baja. Hal ini dikarenakan material baja mampu menahan daya tarik secara proporsional. Pemilihan material baja pada prestressed concrete selama ini terbukti memberikan pengaruh baik terhadap ketahanan concrete secara keseluruhan.

Proses perancangan tekanan pada prestressed concrete bisa dilakukan melalui dua metode. Keduanya sama-sama harus mengandalkan peralatan khusus. Metode pertama yaitu pratarik, dimana perancangan tegangan dilakukan sebelum beton dicor dan mengeras. Sementara metode kedua yaitu pasca tarik, yaitu rancangan tegangan dilakukan saat beton sudah dicor dan mulai mengeras.

 

Aplikasi Prestressed Concrete dalam Kehidupan

Usai memahami apa itu prestressed concrete, berikutnya adalah ulasan penggunaan atau aplikasi prestressed concrete dalam kehidupan. Di bawah ini merupakan sejumlah aplikasi prestressed concrete yang perlu Anda pahami.

 

Solusi dari Masalah Keretakan

 

Sebagaimana yang sudah diulas pada paragraf di atas, dimana prestressed concrete menjadi retak karena tidak kuat menahan daya tarik yang ada. Oleh karena itu, keberadaan prestressed concrete sangat membantu dalam memecahkan masalah keretakan pada beton secara menyeluruh. Apabila tidak segera diperbaiki, maka masalah keretakan tersebut dapat menimbulkan masalah baru yang tidak kalah bahayanya. Khususnya pada concrete yang berfungsi pada bagian pondasi, seperti bangunan bertingkat dan jembatan.

 

Sebagai Pencegah Korosi dan Kerusakan Fatal

Penggunaan lain dari prestressed concrete adalah mampu menghalau terjadinya pengikisan, korosi dan kerusakan fatal lainnya yang terjadi pada tubuh beton. Seperti halnya masalah keretakan, korosi ini dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik dan segera. Berbekal prestressed concrete, kerusakan fatal dapat diminimalisir. Terlepas dari concrete tersebut diletakkan pada area dengan tingkat korosif yang tinggi sekalipun.

 

Membuat Concrete Menjadi Tahan Lama

Penggunaan lain dari prestressed concrete yang ketiga adala mampu membuat kualitas beton menjadi lebih tahan lama dan kuat menahan beban berat, bahkan daya tarik sekalipun. Inilah yang menyebabkan beton bisa 

diaplikasikan pada bermacam-macam proyek konstruksi. Khususnya pada konstruksi infrastruktur yang cenderung memilih produk beton berkualitas tinggi. Wajar jika prestressed concrete biasa digunakan pada proyek konstruksi-konstruksi besar, misal pembangunan gedung tinggi, jembatan dan masih banyak lagi.

 

Membuat Concrete Memiliki Bentuk Ramping dan Rapi

Penggunaan prestressed concrete yang terakhir yaitu mampu membuat concrete menjadi lebih ramping. Dengan begitu, concrete yang dipasang akan nampak lebih rapi dan indah. Penampilannya yang ramping juga dapat memudahkan dan meningkatkan efisiensi penggunaan pada beragam kebutuhan konstruksi

Kesimpulannya, keberadaan prestressed concrete atau beton prategang tidak hanya memiliki nilai kekuatannya saja, melainkan nilai keindahan juga semakin melengkapi dari pengaplikasian prestressed concrete ini.

Mengenal Lebih Dekat Fiber Reinforced Concrete

Mengenal Lebih Dekat Fiber Reinforced Concrete

Pengertian Fiber Reinforced Concrete (Beton Serat Bertulang)

Fiber reinforced concrete merupakan beton yang terdiri dari serat dan tulangan di bagian dalamnya. Tujuan dari dua bahan tersebut untuk menguatkan beton terhadap gaya tarik yang disebabkan oleh pengaruh temperatur, perubahan cuaca dan iklim. Fungsi dari keberadaan serat-serat ini juga dapat mengurangi kerusakan atau keretakan yang bisa saja terjadi akibat faktor-faktor tersebut.

Fiber reinforced concrete terbagi ke dalam 2 jenis, yakni beton serat buatan dan serat alami. Pada serat buatan, bagian dalamnya terdiri atas sejumlah senyawa polimer yang memiliki daya tahan tingkat tinggi. Beton berserat buatan juga berdaya kuat terhadap tarikan, kelenturan tingkat tinggi dan titik leleh. Serat tersebut diaplikasikan pada beton khusus dan berkualitas. 

Sementara pada fiber reinforced concrete berserat alami merupakan material yang terbuat dari aneka tumbuhan. Karena bersifat  menyerap dan melepaskan air, maka wajar jika beton ini mudah terserang pelapukan. Inilah yang menjadi sebab mengapa serat alami ini tidak direkomendasikan untuk beton khusus dan berkualitas.

Penambahan serat pada beton mempengaruhi sifat fisik beton pada umumnya. Berbeda halnya dengan beton tanpa serat, beton berserat menampilkan kesan kaku dan meminimalisir nilai slump nilai slump. Sementara pada sifat mekanisnya, pemberian serta hingga batas optimum dapat menaikkan daya tarik dan lentur pada beton, namun tidak pada daya tekannya yang cenderung menurun. Jenis serat yang berpengaruh baik terhadap kinerja beton adalah serat baja (kawat) dan serat tembaga.

 

Fungsi Fiber pada Beton

Keberadaan serat atau fiber pada beton memang berdampak pada tingkat kekakuan yang berangsur membaik, ditambah lagi dengan jumlah defleksi yang berkurang. Dengan demikian fungsi fiber pada beton ini dapat meningkatkan kekuatan dan kekokohan beton. Struktur beton pun akan terlindungi dari bahaya runtuhnya bangunan secara tiba-tiba.

Keunggulan Menggunakan Fiber

  • Meminimalisir terjadinya segregasi
  • Meminimalisir terjadinya keretakan
  • Meningkatkan kemampuan penyerapan energi
  • Meningkatkan kekuatan dan kelenturan beton
  • Beton terkesan lebih kaku
  • Meningkatkan kekuatan tekanan, tarikan dan daya desak beton

Kelemahan Menggunakan Fiber

  • Biaya bertambah karena penambahan material serat pada beton
  • Proses pemasangan cenderung lebih rumit daripada beton-beton pada umumnya

Pengaruh Fiber (Bahan Serat) Terhadap Peningkatan Kekuatan Beton

Selain faktor lemahnya kelenturan dan daya tahan beton, faktor cuaca dan suhu juga mempengaruhi kekuatan beton. Oleh karena itu telah banyak penelitian yang sudah dilakukan terkait mengatasi permasalahan atau kelemahan tersebut. Hingga akhirnya, bahan serat atau fiber muncul sebagai solusi dengan cara menambahkannya pada adukan beton.

Tips Memilih Serat Beton yang Benar dan Efektif

  • Panjang serat memadai
  • Volume serat memadai
  • Diameter serat memadai
  • Serat dapat mengikat dengan baik antara satu dengan yang lain
  • Serat bersifat kaku dengan elastisitas tingkat tinggi

 

Jenis Serat Fiber Reinforced Concrete

Berikut ini sejumlah jenis serat yang seringkali digunakan pada fiber reinforced concrete. Masing-masing dari serat atau fiber tersebut memiliki klasifikasi yang berbeda-beda. Sesuai dengan kegunaan atau fungsi pemasangannya.

  1. Steel Fiber Shapes (Fiber Baja)
    • Hooked
    • Double Duo Form
    • Paddled
    • Irregular
    • Straight
    • Crimped
    • Ordinary Duo Form
    • Enlarged ends
    • Indented
  2. Steel Fiber Cross Section (Penampang Fiber Baja)
    • Wire/Round
    • Irregular/Melt Extract
    • Sheet/Rectangular
  3. Fibers Glued Together into a Bundle (Fiber Satu Ikatan)

Demikian ulasan terkait fiber reinforced concrete, semoga dapat menambah wawasan Anda dalam memilih beton berkualitas sesuai tingkat kebutuhan bangunan Anda. Jika Anda masih ragu dalam pemilihan beton, jangan segan-segan untuk berkonsultasi langsung kepada kami. 

Penyebab Rusaknya Reinforced Concrete

Penyebab Rusaknya Reinforced Concrete

Reinforced Concrete atau bisa disebut dengan beton bertulang merupakan sebuah struktur komposit yang biasanya digunakan pada suatu proyek konstruksi bangunan. Keunggulan paling umum yang terdapat pada reinforced concrete terletak pada perpaduan dua bahannya, yakni beton dan baja. Sebagaimana diketahui bahwa beton unggul dalam menahan tekanan, sementara baja mampu menahan tekanan tarik dan geser. Perpaduan kedua material tersebut memungkinkan pihak kontraktor mendapatkan struktur bangunan yang lebih kokoh dan aman untuk dihuni secara keseluruhan.

Sebab keunggulan yang dimiliki itulah, penggunaan reinforced concrete semakin banyak digunakan sebagai material penyusun struktur utama bangunan. Beton bertulang lebih dipilih daripada material-material lain, yaitu kayu, bambu bahkan beton konvensional sekalipun. Penggunaan reinforced concrete banyak dijumpai pada pondasi, plat beton, balok ikat, dinding geser dan kolom.

Meski begitu, reinforced concrete masalah yang dapat mengurangi nilai keunggulannya. Beberapa masalah yang paling sering terjadi adalah keretakan. Terdapat dua jenis keretakan pada reinforced concrete, diantaranya saat pembuatan concrete dan setelah pembuatan concrete.

Penyebab Rusaknya Reinforced Concrete Saat Pembuatan

Karakteristik Concrete

Hal ini bisa Anda tinjau dari segi proses awal pembuatan reinforced concrete. Pada proses pengerasannya, volume beton akan berkurang dari yang sebelumnya. Ini dikarenakan air yang berada di dalam adukan beton telah mengalami penguapan. Apabila beton dibiarkan menyusut tanpa proses pembebanan, maka beton akan bebas dari keretakan. Hal tersebut akan berbeda bila di lapangan kolom bangunan bersambung satu sama lain, sehingga reinforced beton harus menahan sejumlah beban yang ada pada  bangunan

Suhu

Suhu pada saat proses pengerasan dapat mempengaruhi terjadinya keretakan beton. Khususnya ketika suhu campuran pada beton terlalu tinggi, keretakan pada permukaannya akan timbul ketika beton sudah mengeras.

Korosi pada Tulangan 

Tulangan sejatinya berfungsi sebagai pencegah rusaknya atau keretakan yang terjadi pada beton.  Namun, jika tulangan yang dipasang pada saat pembuatan reinforced concrete telah mengalami proses korosi. Maka hampir dipastikan beton akan retak saat mengeras akibat sifat korosif dari tulangan tersebut.

Proses Pembuatan yang Tidak Sempurna

Kasus keretakan beton seringkali terjadi saat proses pembuatannya menyimpang dari prosedur yang ditentukan. Misal, ketika dalam proses pengerasan yang mana mengeluarkan banyak air dari campuran, maka diperlukan perawatan khusus agar air yang keluar tersebut tidak berlebihan. Jika terus menerus dibiarkan, pastinya akan timbul banyak retakan.

Pemilihan Material

Memilih material pada reinforced concrete yang sembarang, tentu akan berakibat pada rusaknya struktur concrete tersebut. Sebagai contoh, seringkali ditemukan penggunaan agregat halus atau pasir yang masih bercampur dengan lumpur (kurang bersih). Kondisi tersebut mengakibatkan PC dan agregat mudah terlepas dan menyebabkan retakan pada beton.

Proses Pembentukan Tulang pada Beton

Ketebalan tulangan yang terlalu besar pada permukaan beton juga menjadi salah satu penyebab retaknya reinforced concrete. Apabila selimut beton terlalu tebal, maka keretakan akan terjadi di permukaan strukturnya hingga menuju bagian tulangan atau baja yang berada di dalamnya. Pastikan tulangan dirancang agak keluar, begitu juga dengan kulit atau selimut tulangan pun harus dirancang setipis mungkin yaitu sekitar 1,5 hingga 2 centimeter.

 

Penyebab Rusaknya Reinforced Concrete Sesudah Pembuatan

Faktor Lingkungan

Beton bertulang atau reinforced concrete merupakan material yang mengalami kontak langsung dengan cuaca luar. Hal inilah yang menjadi cukup berpengaruh terhadap keretakan beton. Tak heran jika konstruksi bangunan yang berusia tua seringkali ditemui banyak keretakan.

Air hujan merupakan salah satu faktor lingkungan yang paling memberikan dampak bagi kekuatan beton. Pada bangunan yang berusia lama, air dari hujan akan meresap masuk ke dalam pori-pori beton yang hingga akhirnya menuju pada bagian tulangan. Jika terus menerus dibiarkan, maka reinforced concrete atau beton tulangan akan berkarat dan mengakibatkan keretakan.

Faktor Beban

Apabila struktur reinforced concrete telah selesai dibuat, selanjutnya concrete tersebut akan diuji kekuatannya melalui beban-beban yang diterima. Beban yang berfungsi pada struktur beton bertulang umumnya terbagi dari beban dalam dan beban luar (faktor cuaca, manusia dan bencana alam)

Jika struktur beton bertulang tersebut menahan beban sesuai kapasitasnya, maka ia akan baik-baik saja. Berbeda halnya jika reinforced concrete mendapat beban diluar kemampuannya.  Kasus tersebut biasanya terjadi apabila kapasitasnya melebihi dari apa yang sudah dirancang sebelumnya, sehingga menjadi sumber penyebab terjadinya kerusakan pada reinforced concrete.

Perbedaan Reinforced Concrete dan Non Reinforced Concrete

Perbedaan Reinforced Concrete dan Non Reinforced Concrete

Beton merupakan sebuah material yang terpenting pada sebuah bangunan. Usut punya usut, ini dikarenakan beton memiliki kekuatan yang proporsional dalam menahan daya tekan, sehingga menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang berencana untuk membangun gedung-gedung bertingkat atau bangunan biasa. Keberadaan beton pada bangunan memang sudah tidak perlu diragukan lagi akan kemampuan dan kualitasnya.

Beton terdiri dari tiga bahan penyusun yang saling menguatkan, diantaranya bahan pengisi, bahan pengencer dan bahan pengikat. Seluruh bahan tersebut diaduk untuk menjadi satu menggunakan perbandingan yang berbeda-beda sesuai dengan perencanaan. Kemudian adukan beton tersebut dituangkan pada bekisting, biasa disebut dengan cetakan beton. Berikutnya, beton akan menjalani proses pengeringan agar strukturnya semakin bertambah kokoh dan kuat.

Sekedar informasi, terdapat banyak sekali varian beton yang terjual di pasaran. Secara umum memang beton hanya terdiri dari campuran antara agregat dan semen. Agregat sebagai material pengisi sementara semen sebagai bahan perekatnya. Kedua bahan ini paling banyak diaplikasikan pada reinforced concrete (beton bertulang). Namun tidak pada non reinforced concrete (beton tak bertulang ).

Perbedaan Reinforced Concrete dan Non Reinforced Concrete

Berikut ini sejumlah perbedaan antara reinforced concrete dan non reinforced concrete. Kedua concrete atau beton tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sehingga Anda menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan

Reinforced Concrete 

Memiliki istilah lain, yakni beton bertulang merupakan beton yang diberi besi-besi baja sebagai tulangan. Sehingga pada lapisan atau kulitnya terdapat tulangan baja. Pemasangan tulangan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kekuatan beton jika terjadi gaya tarik. Sebagaimana pada umumnya, beton hanya mampu menahan gaya tekan, namun mudah retak jika menghadapi gaya tarik. Berbalik sifat dengan baja, yang mana material tersebut dapat menguatkan gaya tarik dan tekan secara bersamaan.

 

Non Reinforced Concrete 

Berbeda halnya dengan non reinforced concrete, dimana tidak ada baja sebagai penguat atau tulangan di dalamnya. Sehingga wajar jika beton ini bersifat ringan dan cenderung mudah rapuh. Penggunaan beton tak bertulang ini biasanya digunakan pada bangunan yang bersifat semi permanen. Karena tidak membutuhkan ketahanan tingkat tinggi untuk menahan beban yang tidak begitu berat.

 

Mengapa Harus Gunakan Reinforced Concrete

Sebagaimana kita ketahui bahwa reinforced concrete memiliki sebuah tulang atau baja yang sudah diletakkan pada beton. Keberadaan tulang tersebut tentu saja membawa pengaruh positif terhadap kekuatan beton. Lantas, apakah saja kelebihan-kelebihan reinforced beton lainnya? Berikut ulasannya.

  1. Kekuatan atau daya tekan dari beton bertulang lebih kuat dari pada material konstruksi lain.
  2. Daya tahan terhadap air dan api tinggi.
  3. Struktur reinforced concrete dipercaya lebih kokoh
  4. Tingkat perawatan beton bertulang atau reinforced concrete sangat mudah tidak perlu biaya tambahan.
  5. Tingkat durabilitas tinggi, yaknii strutur pada reinforced concrete diyakini memiliki umur yang sangat lama jika dibandingkan dengan non reinforced concrete yang kurang sanggup menahan beban berat.
  6. Instalasi reinforced concrete atau beton bertulang diyakini lebih mudah.

Jadi, tunggu apalagi? Segera gunakan reinforced concrete sebagai material penting pada proyek konstruksi Anda. Sehingga Anda tidak perlu repot-repot kembali melakukan perawatan terlalu rutin yang dapat menguras banyak anggaran.

Anda bisa mengubungi kami untuk pemesanan reinforced concrete sesuai dengan proyek pembangunan Anda. Kami akan membantu Anda segenap hati memberikan pilihan reinforced concrete yang tepat dan tentu saja dengan harga terjangkau. Segera hubungi kami untuk info produk lebih lanjut.

Penerapan Teknologi Anti Korosi pada Beton

Penerapan Teknologi Anti Korosi pada Beton

Beton selama ini dianggap sebagai salah satu material yang anti karat. Namun, pada kenyataannya beton juga berpotensi terkena resiko korosi atau karat, sebagaimana yang terjadi pada struktur baja. Korosi yang dibahas kali ini lebih berfokus pada akibat dari proses kimia yang berlangsung di bagian dalamnya. Sehingga wajar jika bentuk korosi beton berbeda dengan korosi pada struktur baja.

Berikut ini struktur beton yang mudah terkena resiko korosi, diantaranya: 

  • Struktur beton yang ditempatkan di dalam tanah. Misalnya, basement, pondasi, terowongan dan sebagainya
  • Struktur beton yang ditempatkan di area laut. Misalnya, dermaga, platform offshore, jetty dan sebagainya
  • Struktur beton yang ditempatkan di area berkarbondioksida tinggi

Salah satu kasus korosi yang paling banyak ditemukan terjadi pada permukaan bagian permukaan bawah dermaga. Terjadinya korosi tersebut diakibatkan dari membentuknya ettringite, yakni reaksi kimia antara unsur kalsium pada beton dengan garam sulfat yang berasal dari luar. Seperti halnya yang terjadi pada karat besi, ettringite tersebut mengakibatkan volume beton berkembang. Jika dibiarkan maka massa beton menjadi pecah karena terdesak.

 

Cara Mendapatkan Struktur Beton yang Tahan Lama

Terjadinya korosi pada beton acapkali dapat merugikan pihak-pihak yang terlibat. Tidak hanya masa penggunaan beton, kerusakan tersebut juga berdampak pada biaya perbaikannya yang dirasa cukup besar daripada biaya saat proses pembangunannya.

Untuk mengatasi hal tersebut, ada baiknya jika menerapkan beberapa poin berikut ini agar struktur beton yang Anda rancang dapat bertahan lama, khususnya jika ditempatkan pada area laut. 

  • Perancangan selubung beton yang memiliki tingkat ketebalan tertentu. Bisa disesuaikan dengan area atau lingkungan yang akan ditempatkan. Misal, jika area semakin bersifat korosif, maka semakin tebal pula selimut beton yang digunakan. 
  • Penggunaan agregat sebagai bahan dasar beton atau bahan dasar lain yang berkualitas
  • Pengontrolan pada lebar retak ketika proses service load. Semakin korosif sebuah area, maka semakin kecil pula lebar retak yang bisa saja terjadi.
  • Penggunaan teknologi yang dapat melindungi beton dan tulangan dari korosi

 

Teknologi Anti Korosi Beton

Berikut ini kami rekomendasikan sejumlah teknologi yang bisa Anda gunakan untuk menghalau resiko korosi pada beton.

Everdure Caltite

Teknologi pada produk ini berfungsi sebagai integral waterproofer, sehingga beton menjadi kedap air. Cara pemakaiannya pun dinilai praktis, Anda cukup mencampurkan ke dalam adonan pada saat awal pembangunan struktur beton. Disarankan untuk menggunakan produk ini sekitar 30 liter per m3. Everdure Caltite biasanya digunakan pada area bertekanan air tinggi (>4m), bisa juga pada lingkungan yang memiliki bahan pemicu terjadinya korosi dengan konsentrasi tingkat tinggi.

Corrproof

Sama halnya dengan Everdure Caltite, yang berbeda hanya terletak pada takaran penggunaannya. Disarankan menuangkan Corrproof sekitar 20 liter per m3 beton, kemudian lanjutkan dengan perpaduan bahan yang mampu menaikkan kualitas beton. Selain pada campuran beton, Coorproof juga digunakan pada mortar saat proses perbaikan. 

RAPIDARD CF

Proses perbaikan pada struktur beton yang terjadi di daerah pasang surut air laut tentunya membutuhkan waktu pengeringan yang singkat. Misal, perbaikan pile cap dermaga dan selimut beton. Oleh karena itu, dibutuhkan Rapidard CF sebagai aditif semen dengan teknologi chloride free. Sehingga aman diaplikasikan pada beton, meskipun dipadukan dengan Everdure Caltite dan Coorproof.

Calcure B*R

Penetrasi air yang memiliki kandungan sulfat dan klorida merupakan satu dari sekian penyebab timbulnya korosi. Biasanya, kedua kandungan tersebut masuk pada bagian retakan atau celah beton. Sementara keretakan sendiri bermula pada proses hidrasi atau penguapan air yang cepat dan mengakibatkan ukuran beton menyusut.

Oleh karena itu, dibutuhkan Calcure B*R sebagai bahan perawatan beton. Bahan tersebut membentuk lapisan tipis pada bagian permukaan beton untuk menghalau proses penguapan, sehingga resiko keretakan tidak akan terjadi. Penggunaan Calcure B*R pun uga sangat praktis, Anda hanya cukup melakukan penyemprotan atau penguasan.  

Sejarah Perkembangan Kanstin Sepanjang Zaman

Sejarah Perkembangan Kanstin Sepanjang Zaman

Istilah kanstin mungkin mulai sedikit populer akhir-akhir ini. Sebab keberadaan kanstin sangat dibutuhkan untuk memisahkan antara area jalan dengan area yang lain. Baik itu lajur pejalan kaki maupun area taman. Namun, tahukah Anda bahwa kanstin sebenarnya sudah dipergunakan semenjak zaman dahulu kala, tepatnya pada masa Pompeii kuno. Kemudian berkembang pesat dan muncul berbagai bentuk di pasaran yang menyesuaikan kebutuhan konsumennya.

Sejarah Kanstin

Penggunaan kanstin juga menandai bahwa adanya kemajuan peradaban manusia dalam membangun keindahan kota. Seperti halnya sepanjang jalan kota London pada abad pertengahan, tepatnya di tahun 1766.

Terdapat sebuah lajur khusus yang dilewati hanya untuk pejalan kaki pada sebuah gedung bernama East India House. Lajur khusus tersebut dibuat terpisah dengan jalan utama menggunakan 6 buah pilar pipa besi. Seiring berjalannya tahun, cara tersebut sudah ditinggalkan dan berganti dengan material baru yang digunakan hingga saat ini, yaitu Kanstin, biasa disebut dengan Curb / Kerb

Kanstin berperan dalam sejumlah fungsi, salah satunya yaitu sebagai pemisah antara badan dengan pinggir jalan. Di samping itu kanstin juga memiliki berguna sebagai pencegah kendaraan naik di atas trotoar (melanggar lalu lintas), melampaui halaman rumput dan melebihi batas tempat parkir. Kanstin-kanstin yang berjajar tersebut juga membantu memperbaiki struktural para tepi trotoar. Tidak heran jika kanstin juga mampu mengarahkan aliran air banjir dari badan jalan ke gorong-gorong.

Keberadaan kanstin saat ini lebih banyak diaplikasikan pada jalan-jalan di daerah perkotaan atau daerah pinggiran tertentu. Sangat jarang digunakan pada selain tempat-tempat tersebut, kecuali tempat tertentu yang membutuhkan drainase. Seperti gunung atau danau.

Jenis-jenis Kanstin di Indonesia

Seiring perkembangan zaman, berbagai jenis kanstin telah banyak digunakan pada infrastruktur jalanan. Sekilas penamaan jenis kanstin ini tidak begitu asing di telinga kita. Berikut ini jenis-jenis kanstin

  1. Car Stopper / Kanstin Parkir
  2. Kanstin Taman
  3. Kanstin DKI
  4. Kanstin S
  5. Kanstin Lubang Air
  6. Kanstin Jepit
  7. Kanstin Trotoar

Masing-masing kanstin tersebut tentu saja memiliki spesifikasi atau ukuran yang berbeda. Begitu juga dengan tingkat keretakannnya. Seperti halnya pada jalan khusus kendaraan bermotor yang melintas dengan kecepatan tinggi, maka kanstin tidak begitu digunakan sebab kendaraan besar tersebut cenderung mengarah ke sisi pejalan kaki. Maka sebagai gantinya, digunakankanlah barrier agar benturan mampu direduksi dengan baik.

Kanstin dapat dibuat berbekal material karet heavy duty, aspal dan beton. Namun, kanstin yang kami produksi saat ini adalah kanstin beton. Berikut ini beberapa dimensi kanstin beton yang bisa Anda gunakan sebagai pertimbangan.

  1. Panjang 40 cm x  lebar 15 cm x tinggi 28 cm
  2. Panjang 60 cm x lebar 18 cm x tinggi 25 cm
  3. Panjang 60 cm x lebar 22 cm x tinggi 25 cm

Berikut ini beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan ketika menggunakan kanstin cetak atau precast.

  1. Pemasangan membutuhkan waktu yang singkat karena tidak begitu sulit
  2. Finish pada bagian permukaan tanpa finishing kembali pada bagian site
  3. Harga cenderung relatif terjangkau daripada melakukan in-situ di lapangan
  4. Hasil pemasangan terkesan rapi dan teratur

Tipe Kanstin Menurut SNI 2442 – 2008

Adapun beberapa kanstin yang saat ini sudah ramai terjual di pasaran. Pada kanstin-kanstin tersebut telah diklasifikasi berdasarkan level ketinggiannya. Umumnya dengan bentuk yang sama yaitu persegi panjang.  Namun ada pula yang berbentuk trapesium pada sisi sampingnya.

Berikut ini beberapa kanstin berdasarkan SNI 2442 – 2008

  1. Kanstin Beton Tegak
  2. Kanstin Beton Miring
  3. Kanstin Beton Peninggi
  4. Kanstin Beton Penghubung

Demikian ulasan terkait sejarah kanstin sepanjang perkembangan zaman. Apabila Anda memerlukan konsultasi seputar pemilihan kanstin yang tepat, maka jangan ragu-ragu untuk konsultasikan kepada kami. Dengan senang hati kami akan membantu Anda memberikan produk kanstin dengan jenis yang tepat, berkekuatan tinggi dan pastinya harga dijamin terjangkau. Jadi, tunggu apalagi? Segera hubungi kami sekarang juga!

Kegunaan Komponen Kanstin pada Bidang Sipil

Kegunaan Komponen Kanstin pada Bidang Sipil

Kanstin disebut dengan Curb dan Kerb, merupakan sebuah pembatas yang paling umum banyak ditemukan pada trotoar dan beragam proyek jalan lainnya seperti beton, paving block dan aspal. Penerapan teknologi kanstin pada teknik sipil telah terbukti memberikan banyak manfaat pada manusia, khususnya pengguna jalan umum. Namun, dibalik semua itu terdapat metode pemasangan kanstin pada teknik sipil yang harus dilakukan sesuai prosedur.

Metode pemasangan kanstin ini dilakukan sesuai dengan jenis perkerasan jalan atau lokasi dimana kanstin tersebut dipasang. Pada proses pengerasan jalan, kanstin beton diletakkan pada bagian pinggir dan tengah jalan. Kanstin biasanya juga diterapkan sebagai stop car yang diletakkan di halaman parkir mobil atau area parkir basement. Lebih dari itu, kanstin juga mampu memperindah lajur jalan karena kesannya yang rapi. 

 

Metode Penerapan Teknologi Kanstin pada Aspal

Sebagaimana kita ketahui bahwa aspal merupakan salah satu material terpenting pada badan jalan untuk memudahkan roda kendaraan bergerak dan berhenti sebagaimana mestinya. Dari fakta tersebut, diketahui bahwa pemasangan teknologi kanstin pada aspal dirancang secara khusus, agar keselamatan pengendara dapat terlindung dengan baik. Berikut ini beberapa metode penggunaan komponen kanstin yang berlaku pada aspal:

  1. Mula-mula tempat pemasangan kanstin harus digali. Ini bertujuan agar bagian dasarnya diletakkan pada permukaan bawah pengerasan aspal. Sekaligus agar kanstin yang dipasang tidak terguling dan mampu menahan tekanan dari lajur jalan maupun trotoar.
  2. Kanstin yang dipasang memiliki ketinggian kurang lebih 15 hingga 20 cm, sehingga resiko terjadinya kerusakan di sisi depan dan belakang tidak terjadi apabila dihantam suatu kendaraan.
  3. Selanjutnya adalah pengerjaan lantai pada bagian dasar galian kanstin. Sehingga level dudukannya menjadi rata karena memiliki kesamaan tinggi. Jika sudah, kanstin sudah bisa dipasang.
  4. Jangan lupa tambahkan adukan plester pada kedua sisi samping agar bagian natt-nya terisi dengan rapat. 

Metode Penerapan Teknologi Kanstin pada Beton Bertulang 

Selain digunakan pada aspal, kanstin beton juga dapat diaplikasikan pada stuktur beton bertulang. Umumnya penerapan kanstin pada bidang sipil ini paling banyak dilakukan pada kanstin taman atau area rerumputan perumahan (boulevard).  Sehingga teknis penerapan teknologi kanstin tentu saja dibuat secara khusus, agar taman yang dibangun semakin elok dan indah untuk dipandang.

  1. Untuk melakukan pemasangan kanstin pada jalan rigid yang nantinya akan melakukan proses pembetonan, maka stek besi kanstin harus dipasang secara tanam pada batu kali. Fungsinya adalah sebagai retaining wall dari badan jalan.
  2. Usai melakukan proses pembetonan, tahap selanjutnya yaitu melakukan proses pemberian besi terhadap kanstin. Kemudian dilanjutkan dengan bekisting.
  3. Jika proses finishing diperlukan guna merapikan tampilan kanstin, Anda dapat melakukan proses plester dan aci pada permukaan kanstin beton yang suda melalui tahap pembetonan.

Kanstin pada proses stop cor yang diletakkan di lantai beton mengandalkan kanstin berlubang dynabolt yang mana menggunakan block dari pipa. Proses pemasangan kanstin pada lantai berbahan beton bisa dilakukan dengan cara pengeboran sesuai diameter dynabolt, kemudian berlanjut dengan instalasi kanstin yang ditempatkan pada dynabolt tersebut.

Cara pemasangan kanstin pada paving block dan media flexible sebenarnya tidak jauh berbeda. Hal ini bisa Anda amati pada pemasangan sebagian badan kanstin yang ditempatkan pada atas permukaan abu batu setebal 5 cm. Abu batu tersebut adalah sebuah material yang digunakan sebagai tingkatan dasar pada penempatan beberapa paving block. Langkah akhir dari serangkaian proses tersebut adalah kanstin dijepit dengan sejumlah paving block.

Sekian ulasan dari bagaimana penerapan atau penggunaan teknologi kanstin pada bidang sipil di beberapa sudut lingkungan sekitar. Jika Anda membutuhkan konsultasi seputar cara pemasangan kanstin sesuai prosedur bidang sipil, maka jangan segan-segan untuk segera tanyakan pada kami. Komitmen utama dari  kami adalah membantu  Anda memilih dan menawarkan spesifikasi kanstin yang tepat sesuai kebutuhan.

Perhitungan Struktur & Standar Perencanaan Box Culvert

Box culvert termasuk saluran gorong-gorong yang tertutup karena ia tidak dapat dibuka dengan mudah seperti u ditch. Tapi justru karna hal itu, box culvert banyak digunakan sebagai saluran air dibawah tanah bahkan permukaan jembatan. Box culvert dicetak dengan kualitas mutu beton terbaik sehingga ia tahan terhadap tekanan berat, permukannya bahkan bisa dilalui kendaraan berat seperti truck.

 

 

Untuk perencanaan saluran drainase menggunakan box culvert, ada 4 tahap yang harus dilalui oleh kontraktor, meliputi:

  1. Analisa hidrologi: melakukan persiapan, survey pengumpulan data primer dan data sekunder. Penyusunan data ini dibantu oleh analisa debit rencana
  2. Perhitungan hidrolika: melakukan analisa terhadap tipe, dimensi, dan letak saluran yang akan digunakan sebagai pengaliran air
  3. Parameter desain yang dipakai
  4. Perencanaan saluran samping: hasil akhir yang dipilih sesuai desain akan langsung diaplikasikan dalam rencana.

 

Jika sudah melakukan perhitungan dimensi saluran air dengan box culvert seperti diatas, langkah berikutnya anda dapat mementukan kekuatan struktur dari saluran tersebut dengan menggunakan spesifikasi beton dan baja tulangan sesuai dengan kebutuhan.

 

Data Stuktur Atas Box Culvert

 

  • Lebar box culvert (sisi dalam) I = 2.20 m
  • Tinggi box culvert (sisi dalam) H = 1.60 m
  • Tebal plat atas h1 = 0.20 m
  • Tebal plat dinding h2 = 0.18 m
  • Tebal plat bawah h3 = 0.18 m
  • Lebar saluran L = 2.56 m
  • Lebar jalan (jalur lalu lintas) B1 = 27.00 m
  • Tebal selimut beton ts = 0.02 m
  • Tebal slab rigid pavement ts = 0.025 m
  • Tebal lapisan aspal + overlay ta = 0.05 m
  • Tinggi genangan air hujan th = 0.05 m