Dibangun di atas lahan 6,5 hektar dengan total ketinggian bangunan hingga 73.125 meter, diperkirakan masjid ini dapat menampung hingga 150.000 jamaah. Bahkan menjadi satu-satunya masjid yang memiliki atap dengan daya tampung hingga 4.000 jamaah. Masjid yang bernama Rahmatan Lil-Alamin ini terletak di Kampus Al Zaytun, persisnya di Desa Mekarjaya, Kecamatan Haugelis, Indramayu.

Masjid Rahmatan Lil Alamin memiliki lima buah kubah. Satu diantaranya adalah kubah besar, sementara di sekelilingnya empat kubah kecil. Masing-masing kubah tersebut memiliki simbolisasi yang berbeda. Pada empat kubah kecil, merupakan bagian dari interpretasi emapat mazhab terbesar di dunia (Hanafi, Maliki, Safi’i dan Hambali). Sementara satu kubah besar ditengah merupakan interpretasi risalah Muhammad SAW yang menaungi keempat madzhab tersebut. Adapun delapan kubah yang yang mewakili sebagai lambang delapan penjuru mata angin atau simbol seluruh penjuru dunia.

Konstruksi & Pondasi Masjid

Masjid ini didukung oleh konstruksi beton, pondasi dan interior yang mampu bertahan hingga ratusan bahkan ribuan tahun. Pondasi Masjid Rahmatan Lil Alamin telah dirancang untuk tahan terhadap gempa dengan mengandalkan sistem pondasi kapal atau disebut dengan raft pondation bagi kalangan insinyur.

Prinsip kerjanya adalah ketika gempa bumi terjadi, masjid seakan berada di kapal yang berlayar dalam gelombang air laut. Disamping itu, bagian struktur pondasi menggunakan tiang pancang. Tidak tanggung-tanggung, bahkan bagian kerangka nya pun menggunakan baja berkualitas terbaik di dunia yang didatangkan langsung dari Korea, Polandia dan Rusia. Setelah keseluruhan, total tiang baja yang dipasang sebagai struktur masjid sebanyak 4.117, masing-masing terdiri dari 305 baja H.300 dan 3.812 baja WF.

Konsep & Arsitektur

Perancang dari Masjid Rahmatan Lil Alamin menerapkan model arsitektur tradisional kontemporer. Suatu desain yang meliputi beberapa masjid di seluruh dunia. Salah satunya adalah bentuk lengkungan pada mihrab yang merupakan adopsi dari lengkungan maqsura masjid Cordoba (bangunan masjid pada masa Khalifah Umayyah). Sementara untuk bentuk lingkungan pada empat gerbang utama merupakan adopsi dari lingkungan masjid-masjid yang ada di Mesir (khususnya pada masa pemerintahan Fatimiyah). Masjid Rahmatan Lil Alamin menggunakan batuan granit yang berfungsi untuk meningkatkan ketahanannya.

Rencananya, masjid ini akan memiliki empat menara. Namun untuk saat ini, satu menara akan selesai terlebih dahulu. Nama dari 1 menara tersebut adalah Menara Pemuda dan Perdamaian. Berdasarkan dari informasi yang dihimpun, menara Masjid ini nantinya akan menjadi menara Masjid tertinggi di tanah air. Kurang lebih tinggi Menara tersebut adalah 136,8 meter. Masih jauh lebih tinggi dari Monas yang mencapai 115 meter, bahkan menara Masjid Agung Surabaya yang setinggi 99 meter.

Sumber Pendanaan

Tidak seperti masjid-masjid di Indonesia pada umumnya, yang mana awal pembangunannya berasal dari bantuan dana Timur Tengah. Maka, masyarakat Indramayu patut berbangga karena Masjid Rahmatan Lil Alamin ini secara penuh berasal dari dana patungan dari bangsa Indonesia, begitu pula dengan arsiteknya.

Demi mempercepat proses pembangunan Masjid Rahmatan Lil Alamin , Syeikh Al Zaytun AS. Panji Gumilang telah berhasil membuat program komunitas penanaman budidaya jahe atau biasa disebut dengan JAMMAS (Jahe Ma’had Al Zaytun Membangun Masjid). Nantinya hasil dari pendapatan budidaya jahe tersebut akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan Masjid Rahmatan Lil Alamin. Suatu cara yang baik dan sangat menginspirasi bagi seluruh takmir masjid di manapun.